Sunday, 21 June 2020

Pernikahan Adalah Bukti Cinta

21 Juni 2020

Aku hari ini belajar bahwa cinta dengan pernikahan adalah sesuatu yang berbeda. Bisa jadi seseorang menikah namun ia tidak mencintai pasangannya. Bisa jadi pula ia mencintai seseorang namun ia terhalang menikahi nya (sebenarnya ia mau menikahinya namun tidak bisa karena ada hal tertentu yang menghalanginya). Cinta dan pernikahan adalah sesuatu yang berbeda. Namun pernikahan adalah bukti dari cinta. Tentunya cinta yang kumaksud disini adalah cinta terhadap lawan jenis. Bukan cinta dalam katagori keluarga, atau cinta terhadap sosok idola dan panutan.

Bagaimana bisa pernikahan menjadi bukti cinta? Untuk menjawabnya kita harus mengetahui dahulu hakikat pernikahan.
Pernikahan adalah sebuah ritual atau upacara yang dilaksanakan oleh dua orang yang berbeda jenis kelaminnya  dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Setelah pernikahan, terjadilah peralihan tanggungjawab dari ayah kepada suami. Muncul hak dan kewajiban antara suami dan istri. Terjalin komitmen untuk saling menyayangi, melindungi, dan mengayomi antara suami istri sampai akhir hayat. Dengan pernikahan, hubungan badan antara laki-laki dengan perempuan menjadi sah secara agama dan hukum. Dengan pernikahan, hak dan kewajiban istri dilindungi secara hukum. Jika suami lalai akan kewajibannya, maka sang istri bisa menuntut sang suami ke pengadilan. Begitu juga sebaliknya. Perhatikanlah, betapa agungnya pernikahan itu. Lantas apa kaitannya dengan bukti cinta? Coba kamu bayangkan, manusia mana yang mau memiliki ikatan yang serumit itu tanpa didasari rasa cinta? Harus menyayangi, melindungi, dan mengayomi sampai mati. Jika ia lalai akan kewajibannya, ia bisa dituntut ke pengadilan. Bukankah itu sesuatu yang memberatkan? Karena cintalah manusia mau komitmen dengan ikatan rumit yang dinamakan pernikahan itu. Pantaslah jika pernikahan disebut sebagai bukti dari cinta, karena pernikahan begitu mengikat hubungan laki-laki dan perempuan dengan ikatan yang amat kuat. Sampai sini pahamkan kenapa pernikahan itu adalah bukti dari cinta.

"Tapi bukankah ada orang yang menikah tanpa cinta?". Benar, ada yang demikian, namun kejadian ini biasanya bermuara pada dua hal
Yang pertama, setelah menikah cinta itu tumbuh diantara keduanya.
Yang kedua, cinta tidak tumbuh diantara keduanya sehingga setelah pernikahan mereka tidak bahagia.

Sebenarnya titik tekan dari tulisan ini adalah, jika kamu mencintainya kenapa kamu tidak mau menikahinya? Kalau cinta, kamu harus siap menafkahi, melindungi, menyayangi, dan mengayominya sampai akhir hayat. Buktikan cintamu dengan pernikahan. Bukan dengan pacaran.

Genta Buana Al-Bantany