Friday, 4 January 2019

Tauhid Asma' wa Sifat dalam Pandangan Syaikh Abdullah Azzam

Tauhid Asma' wa Sifat dalam Pandangan Syaikh Abdullah Azzam

Oleh: Genta Buana Al-Bantany

4 Januari 2019

pemandangan galaksi bima sakti
Dari dulu saya mengagumi Syaikh Abdullah Azzam. Beliau adalah seorang Doktor lulusan Universitas Al Azhar yang mengabdikan hidupnya di medan jihad.
Kisah kepahlawanan beliau sangat masyhur dikalangan para mujahidin abad ini.
Kontribusi beliau dalam jihad sangat luar biasa.


Malam ini saya membaca ulang salah satu buku Syaikh Abdullah Azzam.
Tarbiyah Jihadiyah judulnya.
Buku ini sebenarnya adalah ceramah ceramah beliau yang ditulis dan dijadikan sebuah buku.
Gaya bahasanya yang ringan membuat buku ini sangat mudah untuk dibaca dan dipahami. Sayangnya saya tidak memiliki cetakan yang berbahasa arab, sehingga tidak bisa mendapatkan faedah langsung dari sumbernya yang berbahasa arab.

Sampailah saya pada sebuah pembahasan bab iman dalam buku ini. Darinya saya memahami bagaimanakah aqidah Syaikh Abdullah Azzam. Ternyata pemahaman aqidah beliau adalah aqidah salaf. Beliau membagi tauhid menjadi 3 bagian yakni Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma' wa sifat. Dalam pembahasan tauhid asma' wa sifat beliau menegaskan bahwa "Nama-nama ini (nama-nama Allah) kita tetapkan sebagaimana adanya tanpa tahrif (pemalingan makna), tanpa takwil (interpretasi), tanpa tasybih (penyerupaan), tanpa ta'thil (peniadaan) dan tanpa tamtsil (contoh)."

Salah satu yang menarik dalam masalah ini adalah penjelasan beliau mengenai "tangan Allah".
Allah berfirman ;
يد الله فوق أيديهم
"Tangan Allah di atas tangan mereka" (al-Fath ayat 10)
As-Syaikh menjelaskan " Oleh sebab itu, kita menetapkan bahwa Allah mempunyai "Tangan". Namun kita dilarang menanyakan, "Apakah tangan Allah seperti tangan kita?" Atau "Bagaimana bentuk tangan Allah itu?." Pasalnya, akal manusia terbatas jangkauannya. Sebaiknya digunakan untuk memikirkan kewajibannya di muka bumi. Akal tidak akan mampu menembus batas antara dirinya dan Allah, kecuali jika ada unta masuk ke lubang jarum."

Saya sempat terkejut membacanya.
Apa yang saya pahami tentang asma' wa sifat sama seperti yang beliau pahami.
Ternyata beliau seorang salafy bukan asy'ari.
Namun orang-orang beraqidah salafy di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan wahaby, yang konotasinya terkesan negatif.
Butuh banyak penjelasan kepada masyarakat untuk menghapuskan stigma negatif terhadap salafy/wahaby. Semoga kelak masyarakat akan mengerti.

Kekaguman saya kepada sosok  Abdullah Azzam semakin bertambah. Tidak hanya di medan jihad, namun di dalam ranah ushuluddin keilmuan beliau juga begitu mengagumkan. Semoga Allah mengampuni Abdullah Azzam, merahmatinya dan mengumpulkannya bersama para Syuhada di hari kiamat kelak. Aamiin
(Genta Buana Al-Bantany)

No comments:

Post a Comment