Monday, 29 January 2024

Gelisah Menghadapi Realita Percintaan

Al-Madinah Al-Munawwarah 28 Januari 2024

Malam ini di kota nabi tak sedingin malam-malam sebelumnya. Aku masih bisa duduk lama di luar ruangan sambil mencari sinyal WiFi kampus dan menulis tulisan ini.

Akhir-akhir ini aku sedang ketagihan menonton acara TV Korea yang mengupas tentang kehidupan pernikahan. Acaranya menarik dan lucu. Meskipun acaranya semi komedi namun aku tetap mendapatkan pelajaran berharga yang bisa kuterapkan kelak saat menikah nanti.

Hari ini sejujurnya aku sedikit gelisah disebabkan oleh Sung-jae dan Joy di acara WGM yang kutonton. Aku bertanya-tanya dalam sepi, bagaimana bisa pasangan yang nampak serasi dan begitu romantis kandas di tengah jalan. Kisah percintaan mereka begitu manis sehingga aku banyak belajar dari mereka berdua mengenai cara berkomunikasi yang baik antar suami dan istri. Tapi begitulah kehidupan dunia, semuanya memang begitu unik. Kapal BByu yang mereka bangun kandas di tengah lautan realita. Joy kini memiliki pasangan lain di dunia nyata meninggalkan kisah manisnya dengan Sung-jae di acara WGM. Tak sedikit penonton WGM yang kecewa, dan aku salah satu di antaranya.

Aku menyadari bahwa berhayal dan hidup di dunia mimpi memang lebih indah dibandingkan menyaksikan realita. Dahulu aku pernah berhayal bagaimana aku menghabiskan hari-hariku di UIM dengan belajar, menghafal, dan murojaah layaknya para ulama. Realitanya tak seindah apa yang kubayangkan. Aku masih kesulitan untuk istiqamah menghafal dan murojaah. Keinginan untuk menguasai banyak disiplin ilmu tetap ada di angan-angan, namun merealisasikan angan tersebut sangat sulit, tidak semudah berangan-angan dalam ruang mimpi.

Banyak orang ingin menikahi sosok ideal yang ada dibenaknya, namun pada kenyataanya sosok ideal tersebut bisa jadi sangat tidak ideal baginya. Hal itu disebabkan imajinasi kita yang menyampingkan kekurangan-kekurangan dari sosok yang kita sukai tersebut. Kita terkadang lupa bahwa orang lain itu hanya manusia biasa yang memiliki aib dan kekurangan. Tidak akan pernah ditemui manusia yang benar-benar ideal untuk jadi pasangan hidup kita kecuali di dalam mimpi. Hal ini membuatku teringat dengan sebuah puisi yang pernah aku unggah di insta story beberapa waktu yang lalu.

"Aku memilih mencintaimu dalam diam;
Karena dalam diam tak akan ada penolakan
Aku memilih mencintaimu dalam sepi;
Karena dalam sepi aku memilikimu sendiri
Aku memilih mengagumimu dari jarak jauh saja;
Karena jarak akan melindungi kita dari luka
Aku memilih menciummu dalam desir angin;
Karena aku dapat menciummu sebanyak yang kuingin
Aku memilih untuk memilikimu dalam mimpi;
Karena di dalam mimpi engkau abadi."

Saturday, 6 February 2021

Indikator Pencegah Perceraian

6 Februari 2021

Pernikahan adalah hal indah yang didambakan oleh setiap pasangan. Ia dianggap sebagai akhir bahagia dari kisah percintaan muda mudi masa kini. Namun pernikahan itu sejatinya bukanlah sebuah akhir dari kisah cinta, namun ia awal dari kisah cinta yang sesungguhnya. Muara dari pernikahan itu adalah sebuah perpisahan di dunia ini. Hanya ada dua jenis perpisahan dalam pernikahan, pertama berpisah karena kematian yang kedua berpisah karena perceraian.
Perceraian adalah hal yang paling ditakutkan setiap orang yang menikah. Bayangkan saja bahwa kamu akan berpisah dengan orang yg kamu cintai saat awal pernikahan. Bukankah itu menakutkan? Terlebih berpisahdalam keadaan saling bermusuhan, terluka, dan meninggalkan trauma psikologis yang begitu menyakitkan. Karena itu tidak ada satu manusiapun yang menjamin bahwa rumah tangga nya akan langgeng hingga maut memisahkan.

Aku mau menceritakan padamu tentang sesosok orang yang kukagumi namun ia harus mengalami perceraian dengan pasangannya. Dia adalah wanita yang luar biasa. Dahulu ia dipuja dan dipuji banyak orang. Seorang wanita manis, berbakat, dan luar biasa. Ia mampu mengalahkan kekurangannya dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk terus berkembang. Tak heran pada saat itu ia dijuluki sebagai "Fudo no Ace" yang berarti "Bintang Nomor Satu yang Tidak Tergantikan". Banyak orang ingin bersanding dengannya, hingga akhirnya salah seorang aktor berhasil mendapatkan hatinya kemudian mempersuntingnya.
Awal pernikahan mereka nampak bahagia, dan buah hati mereka telah lahir dari rahim si wanita manis itu. Namun semua itu kini berubah. Isu perceraian antara keduanya mulai santer terdengar. Aku tak habis pikir, apa yang sebenarnya terjadi dengan pernikahan itu. Aku tau itu merupakan ranah privasi mereka, hanya saja logikaku tak dapat mencernanya.
Bukankah sebuah kebahagiaan memiliki istri yg cantik, berbakat, serta diidolakan banyak orang?
Bukankah sebuah kebahagiaan memliki suami orang kaya, tampan, dan idola banyak gadis?
Ternyata, dengan sederet kelebihan yang mereka miliki itu, tak mampu menghindarkan mereka dari perceraian.

Aku mulai merenungi apa indikator yang harus dimiliki agar pernikahan tidak berakhir dengan perceraian.
1. Mungkin jika pasangan itu memiliki wajah yang indah atau rupawan dapat terhindar dari perceraian.
Nyatanya kudapati pasangan suami istri yang keduanya rupawan namun tak lama berselang berakhir dengan perceraian. Bahkan tak sedikit kudapati pasangan suami istri yang tidak rupawan namun pernikahannya langgeng sampai mereka memiliki cucu dan berpisah karena maut.
2. Mungkin jika sang suami lebih tua dan dewasa maka hal itu akan menghindarkan pernikahan mereka dari perceraian.
Kemudian kudapati seorang pria yang lebih tua 18 tahun dari istrinya namun tak lama setelah pernikahahnya mereka saling bermusuhan dan bercerai. Bahkan kudapati pasangan suami istri yang usia suaminya lebih muda dari sang istri namun pernikahan mereka tetap langgeng hingga tua.
3. Mungkin jika pasangan suami istri adalah seorang ahli agama yang paham halal haram, hafal dalil-dalil kitab suci akan membuat pernikahan menjadi langgeng hingga ajal memisahkan. Namun kudapati, ada pasangan suami istri yang memahami agama lebih dalam dibandingkan orang awam berakhir dengan perceraian. Meski kuakui jumlah perceraian dari golongan ini lebih sedikit dibandingkan dengan orang awam. Namun kesimpulannya tetap, hal itu tak mampu menghindarkan mereka dari perceraian.
4. Mungkin jika suami atau istri adalah orang yang kaya, berpendidikan, open minded, dan jago menyusun diksi akan menghindarkan mereka dari perceraian.
Namun kudapati bahwa pasangan yang seperti itupun tak luput dari perceraian.

Kesimpulannya, tidak ada indikator pasti yang dapat menjamin pernikahan seseorang dari perceraian. Bahkan jika sepasang kekasih menikah dan saling mencintai dengan cinta seluas samudra sekalipun tak menjadi jaminan pernikahan nya akan langgeng sampai ajal memisahkan.
Emang kamu kira orang-orang yang menikah itu tidak saling mencintai? Mereka saling mencintai sebelum akhirnya sebuah insiden terjadi yang mengakibatkan cinta mereka pudar. Kiranya hanya pada kuasa ilahi saja manusia bisa bersandar agar pernikahannya dapat bertahan dari perceraian.

Nasehatku bagi para pembaca, bertakwalah kepada Allah. Sandarkan cintamu yang terbesar hanya untuk Allah. Sejatinya dunia ini tempat yang fana lagi penuh derita. Kebahagiaan mu saat ini bisa berganti dengan kesedihan. Jadi perbanyaklah bersyukur atas nikmat yang kamu dapat. Rawat pernikahanmu dengan ketakwaan, doa, cinta, dan kesetiaan. Semoga saja Allah selalu menjaga pernikahanmu sehingga tidak berakhir dengan akhir yang buruk yakni perceraian.

Genta Buana Al-Bantany

Friday, 21 August 2020

Tidak Bisa Dinilai dengan Uang

Tidak Bisa Dinilai dengan Uang

Hari ini (15 Agustus 2020) ada kejadian yang amat berkesan yang kualami. STNK motor milik kakakku hilang, padahal biasanya ia kantongi di dalam kantong bajunya. Saat sedang sibuk berdebat setelah mencari STNK, tiba-tiba ada orang yang mendatangi rumah, dengan baju penuh keringat seolah habis terpanggang sinar matahari.

Sunday, 21 June 2020

Pernikahan Adalah Bukti Cinta

21 Juni 2020

Aku hari ini belajar bahwa cinta dengan pernikahan adalah sesuatu yang berbeda. Bisa jadi seseorang menikah namun ia tidak mencintai pasangannya. Bisa jadi pula ia mencintai seseorang namun ia terhalang menikahi nya (sebenarnya ia mau menikahinya namun tidak bisa karena ada hal tertentu yang menghalanginya). Cinta dan pernikahan adalah sesuatu yang berbeda. Namun pernikahan adalah bukti dari cinta. Tentunya cinta yang kumaksud disini adalah cinta terhadap lawan jenis. Bukan cinta dalam katagori keluarga, atau cinta terhadap sosok idola dan panutan.

Bagaimana bisa pernikahan menjadi bukti cinta? Untuk menjawabnya kita harus mengetahui dahulu hakikat pernikahan.
Pernikahan adalah sebuah ritual atau upacara yang dilaksanakan oleh dua orang yang berbeda jenis kelaminnya  dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Setelah pernikahan, terjadilah peralihan tanggungjawab dari ayah kepada suami. Muncul hak dan kewajiban antara suami dan istri. Terjalin komitmen untuk saling menyayangi, melindungi, dan mengayomi antara suami istri sampai akhir hayat. Dengan pernikahan, hubungan badan antara laki-laki dengan perempuan menjadi sah secara agama dan hukum. Dengan pernikahan, hak dan kewajiban istri dilindungi secara hukum. Jika suami lalai akan kewajibannya, maka sang istri bisa menuntut sang suami ke pengadilan. Begitu juga sebaliknya. Perhatikanlah, betapa agungnya pernikahan itu. Lantas apa kaitannya dengan bukti cinta? Coba kamu bayangkan, manusia mana yang mau memiliki ikatan yang serumit itu tanpa didasari rasa cinta? Harus menyayangi, melindungi, dan mengayomi sampai mati. Jika ia lalai akan kewajibannya, ia bisa dituntut ke pengadilan. Bukankah itu sesuatu yang memberatkan? Karena cintalah manusia mau komitmen dengan ikatan rumit yang dinamakan pernikahan itu. Pantaslah jika pernikahan disebut sebagai bukti dari cinta, karena pernikahan begitu mengikat hubungan laki-laki dan perempuan dengan ikatan yang amat kuat. Sampai sini pahamkan kenapa pernikahan itu adalah bukti dari cinta.

"Tapi bukankah ada orang yang menikah tanpa cinta?". Benar, ada yang demikian, namun kejadian ini biasanya bermuara pada dua hal
Yang pertama, setelah menikah cinta itu tumbuh diantara keduanya.
Yang kedua, cinta tidak tumbuh diantara keduanya sehingga setelah pernikahan mereka tidak bahagia.

Sebenarnya titik tekan dari tulisan ini adalah, jika kamu mencintainya kenapa kamu tidak mau menikahinya? Kalau cinta, kamu harus siap menafkahi, melindungi, menyayangi, dan mengayominya sampai akhir hayat. Buktikan cintamu dengan pernikahan. Bukan dengan pacaran.

Genta Buana Al-Bantany

Sunday, 24 May 2020

Arti dan Tujuan Hidup Manusia

24 Mei 2020

Oleh: Genta Buana Al-Bantany

Malam telah semakin larut. Kulihat waktu pada jam tanganku menunjukkan pukul 12.43 malam. Disaat suara takbir bergema dipenjuru langit karena tengah gegap gempita mendapati hari raya Idul Fitri, aku yg berada di sudut kota Jakarta tengah berbaring di dalam kamar sambil merenung sedih memaknai arti hidup. 
lebaran Jakarta sepi

Kawan, tidak semua orang di dunia ini bahagia.
Ada diantara mereka yang hidup dengan penuh derita. Bagi seorang muslim yang paham akan agamanya, ia akan mudah menjawab bahwa waktu hidup adalah waktu mengabdi kepada Allah. Bagaimanapun keadaannya di dunia jalani saja dengan sabar dan syukur.