TPA NUR NASHIR
Oleh : Genta Buana Al-Bantany
8 Oktober 2018
Hari ini saya melihat foto TPA Nur Nashir. Anak-anak TPA itu bersama guru-guru baru sekarang. Tidak ada saya dalam foto itu.
Foto itu membawaku pada sebuah kenangan.
Kenangan 2 tahun yang lalu.
Dimana saya dan mas Imron berhasil membawa perubahan.
Pada sebuah TPA yang ada di pinggir sawah.
Yang mulai kehilangan daya tarik.
Dengan jumlah siswa yang sedikit.
Foto itu membawaku pada sebuah kenangan.
Kenangan 2 tahun yang lalu.
Dimana saya dan mas Imron berhasil membawa perubahan.
Pada sebuah TPA yang ada di pinggir sawah.
Yang mulai kehilangan daya tarik.
Dengan jumlah siswa yang sedikit.
Kala itu saya dan mas Imron menyisihkan waktu kami. Untuk fokus membangun generasi. Melalui TPA ini. Seminggu dua kali. Padahal jadwal di pondok harus setiap hari. Namun saya dan mas Imron pengecualian. Karena kami diberi amanah mengajar TPA Nur nashir.
Hingga pada akhirnya TPA yang mulai pudar pesonanya itu menorehkan prestasi.
Menjadi juara umum 3 FASI.
Semua bangga dengan hasil ini.
Buk Ningrum bangga. Buk Titin Bangga. Takmir masjid bangga. Warga tinggen bangga. Mbak Ana bangga. Mbak Diyan bangga. Santri Al-mukmin bangga. Mas Imron bangga. Saya sendiri bangga. Bangga kepada anak didik kami. Yang tak pantang menyerah. Yang riang dan sering tertawa. Yang kadang bikin kesel dan jengkel. Namun sangat membanggkan.
Dari minim prestasi menjadi berprestasi.
Ada kenangan menarik saat saya pamit dari klaten. Anak-anak TPA ini mengantarku sampai bandara Adi Soemarmo dengan mobil pick up. Sedih rasanya melihat mereka harus ditinggal. Hanya bisa dititipkan kepada pengganti saya dan mas Imron. Karena kami telah lulus dari Al-mukmin.
Kepada anak-anak muridku.
Ingatlah ketika kita jalan-jalan pagi di tepi sawah dulu tertawa dan bercanda.
Ingatlah nak, ketika mas genta dan mas imron naik sepeda keliling tinggen bersama kalian.
Ingatlah nak, mas genta berpesan untuk menjadi anak yang sholeh.
Ingatlah nak, mas genta berpesan harus rajin ngaji.
Ingatlah nak, bu ningrum dan bu titin ikut lelah membimbing kalian.
Ingatlah nak, mbak Dian dan mbak Ana juga lelah mengajar kalian.
Nak, kalian sudah besar sekarang. Jadilah anak yang sholeh.
Nak, semoga kita bertemu lagi.
Di desa kita.
Tinggen tercinta.
Dan nanti di surga.
(Genta Buana Al-Bantany)
Catatan Genta Buana
catatangentabuana.blogspot.com
No comments:
Post a Comment